12 November 2024

Selamat Hari Kesehatan Nasional!

     Hari ini adalah momen yang tepat untuk mengingatkan diri kita betapa pentingnya menjaga kesehatan, baik fisik maupun mental. Kesehatan adalah aset yang tak ternilai, investasi yang terbesar yang bisa kita miliki. Di tengah aktivitas yang semakin padat, penting bagi kita untuk selalu menjaga gaya hidup sehat. Mulai dari pola makan yang baik, berolahraga secara teratur, hingga cukup tidur, semua ini adalah bagian dari upaya untuk menjaga tubuh tetap bugar dan terhindar dari penyakit.

     Penyakit jantung adalah salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan masyarakat Indonesia saat ini. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, penyakit jantung dan pembuluh darah menjadi penyebab kematian terbesar di negara ini. Ironisnya, banyak masyarakat yang kurang menyadari pentingnya pencegahan penyakit ini sejak dini. Ketika gejala-gejala mulai muncul, sering kali penyakit sudah dalam tahap yang cukup parah, membutuhkan perawatan medis yang intensif dan mahal. Kesadaran untuk menjaga kesehatan jantung harus ditingkatkan, mulai dari keluarga hingga komunitas.

     Beban utama Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) saat ini adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. BPJS Kesehatan mencatat bahwa biaya yang dikeluarkan untuk menjamin penyakit jantung pada tahun 2023 mencapai Rp23,52 triliun per 31 Desember 2023. Jumlah ini naik lebih dari 90% dibandingkan tahun sebelumnya. Menandakan bahwa penyakit jantung menjadi beban finansial yang besar bagi sistem kesehatan nasional. Hal ini menunjukkan betapa besar dampak dari gaya hidup yang tidak sehat dan kurangnya upaya preventif.

     Biaya besar yang dikeluarkan oleh BPJS ini merupakan pengingat bahwa kita semua harus berperan aktif dalam upaya pencegahan. Jika tidak dilakukan tindakan preventif secara masif, keuangan BPJS akan terus terbebani, dan dampaknya akan dirasakan oleh seluruh masyarakat. Kita perlu bergerak bersama dalam mewujudkan masyarakat yang sehat, di mana penyakit-penyakit yang seharusnya bisa dicegah dapat diminimalisir.

      Upaya preventif yang dapat dilakukan adalah melalui pencegahan primer dan sekunder. Pencegahan primer berfokus pada upaya menghindari munculnya penyakit, misalnya dengan kampanye pola hidup sehat dan pemeriksaan kesehatan rutin. Pencegahan sekunder berfokus pada deteksi dini dan penanganan segera jika ada tanda-tanda awal penyakit jantung. Kedua jenis upaya ini sangat penting untuk menurunkan angka kejadian penyakit jantung di Indonesia.

     Sebagai bagian dari upaya preventif, kita perlu meningkatkan literasi kesehatan masyarakat. Banyak orang belum memahami bahaya dari gaya hidup tidak sehat, seperti konsumsi makanan berlemak tinggi, kebiasaan merokok, dan kurangnya aktivitas fisik. Padahal, semua faktor tersebut merupakan pemicu utama penyakit jantung. Literasi kesehatan yang baik akan membantu masyarakat memahami risiko-risiko ini dan membuat perubahan positif dalam gaya hidup mereka.

     Selain itu, edukasi tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin juga harus digalakkan. Banyak orang yang merasa sehat-sehat saja dan enggan memeriksakan kesehatannya, padahal pemeriksaan rutin bisa mendeteksi risiko penyakit lebih awal. Pemerintah dan berbagai pihak terkait perlu terus melakukan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

     Dalam hal ini, peran keluarga sangat penting. Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat, namun berperan besar dalam mendukung pola hidup sehat. Orang tua bisa menjadi contoh yang baik bagi anak-anak dengan mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan jantung sejak dini. Jika kita semua memulai dari diri sendiri dan keluarga, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih sehat.

     Di sisi lain, pemerintah juga berperan penting dalam menyediakan fasilitas kesehatan yang memadai dan terjangkau. Akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas merupakan hak semua warga negara. Dengan fasilitas yang baik, masyarakat akan lebih mudah dalam mendapatkan perawatan dan pemeriksaan kesehatan yang dibutuhkan. Selain itu, program-program seperti subsidi bagi obat-obatan dan alat-alat kesehatan untuk penyakit jantung juga bisa sangat membantu.

     Tidak hanya itu, institusi pendidikan juga dapat berperan besar dalam membentuk generasi yang sadar akan pentingnya menjaga kesehatan sejak dini. Salah satu langkah konkret yang bisa diambil adalah dengan memasukkan pendidikan kesehatan jantung dan pelatihan Resusitasi Jantung Paru (RJP atau CPR) ke dalam kurikulum sekolah. Pendidikan kesehatan jantung di usia dini dapat memberikan pengetahuan tentang gaya hidup sehat, risiko penyakit jantung, dan cara-cara sederhana untuk menjaga kesehatan tubuh. Dengan ini, anak-anak sudah memahami sejak kecil bahwa pola hidup sehat merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari.

     Selain itu, pelatihan CPR di sekolah akan memberikan kemampuan dasar yang dapat menyelamatkan nyawa. Anak-anak dan remaja yang memiliki pengetahuan dan keterampilan CPR akan siap membantu dalam keadaan darurat, baik untuk keluarga, teman, atau masyarakat sekitar. Banyak negara yang sudah menerapkan pelatihan CPR di sekolah sebagai upaya preventif menghadapi serangan jantung mendadak, dan ini terbukti efektif dalam meningkatkan angka keberhasilan penyelamatan sebelum bantuan medis datang.

     Jika pendidikan kesehatan jantung dan pelatihan CPR diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia, generasi muda tidak hanya akan tumbuh dengan kesadaran akan pentingnya kesehatan, tetapi juga akan memiliki kemampuan untuk mengambil tindakan yang tepat dalam situasi darurat. Dengan ini, diharapkan angka kejadian dan kematian akibat penyakit jantung di masa depan bisa ditekan, dan masyarakat Indonesia akan menjadi lebih sehat dan tanggap dalam menghadapi situasi darurat.

     Seluruh elemen masyarakat perlu bersinergi dalam upaya pencegahan ini. Institusi pemerintah, organisasi masyarakat, perusahaan, hingga individu bisa bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang mendukung gaya hidup sehat. Misalnya, perusahaan bisa menyediakan program kesehatan untuk karyawannya, seperti fasilitas olahraga dan kampanye hidup sehat di tempat kerja.

     Tentu saja, perubahan tidak bisa terjadi dalam semalam. Dibutuhkan komitmen dan kerja keras dari semua pihak untuk mewujudkan masyarakat yang lebih sehat. Namun, jika kita semua mau berkomitmen untuk menjaga kesehatan, niscaya angka kejadian penyakit jantung di Indonesia bisa ditekan, dan masyarakat Indonesia akan hidup lebih sehat dan produktif.

     Sebagai masyarakat yang peduli, kita juga bisa saling mengingatkan untuk tetap menjaga kesehatan. Dengan saling dukung dan peduli, kita akan lebih mudah menjalani pola hidup sehat. Mari kita jadikan Hari Kesehatan Nasional ini sebagai momentum untuk memulai gaya hidup sehat dan terus peduli akan kesehatan diri serta orang di sekitar kita.*