14 May 2025
Halo semuanya, saya dr. Erta, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah. Kali ini kita akan membahas topik yang sering dianggap sepele padahal dampaknya bisa sangat serius 'ngorok'. Banyak dari kita mungkin menganggap ngorok itu hal yang biasa. "Ah, cuma suara tidur aja, dok." Tapi tunggu dulu. Tidak semua ngorok itu wajar. Ada jenis ngorok yang bisa menjadi pertanda gangguan tidur serius yang disebut Obstructive Sleep Apnea (OSA), yang jika dibiarkan bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, stroke, hingga serangan jantung.
OSA adalah kondisi di mana saluran napas bagian atas menyempit atau menutup berulang kali saat tidur, sehingga pernapasan berhenti selama beberapa detik --bahkan bisa lebih dari satu menit-- sebelum akhirnya otak "membangunkan" tubuh untuk bernapas lagi. Masalahnya, kejadian ini bisa terjadi puluhan hingga ratusan kali setiap malam tanpa disadari oleh penderitanya. Yang sering sadar justru pasangannya, karena harus mendengarkan suara ngorok keras yang tiba-tiba berhenti, lalu terdengar seperti tersedak, baru lanjut ngorok lagi.
Lalu bagaimana cara membedakan mana ngorok yang masih tergolong "biasa" dan mana yang perlu segera diperiksa lebih lanjut? Untungnya, ada sistem sederhana yang bisa digunakan sebagai alat skrining awal, yaitu skor STOP-BANG. Ini adalah akronim dari delapan pertanyaan sederhana yang bisa Anda jawab sendiri di rumah:
1. S (Snoring): Apakah Anda sering ngorok dengan suara keras?
2. T (Tired): Apakah Anda sering merasa mengantuk di siang hari, atau kelelahan meskipun merasa tidur cukup lama?
3. O (Observed): Apakah ada orang yang pernah melihat Anda berhenti bernapas saat tidur?
4. P (Pressure): Apakah Anda memiliki tekanan darah tinggi atau sedang dalam pengobatan hipertensi?
5. B (BMI): Apakah indeks massa tubuh Anda lebih dari 35?
6. A (Age): Apakah usia Anda lebih dari 50 tahun?
7. N (Neck): Apakah lingkar leher Anda lebih dari 40 cm? (ukur di bagian tengah leher, bukan di bawah dagu)
8. G (Gender): Apakah Anda laki-laki?
Jika Anda menjawab "ya" pada tiga atau lebih dari delapan poin di atas, maka Anda berisiko tinggi mengalami OSA dan sebaiknya segera konsultasi ke dokter atau melakukan pemeriksaan lanjutan seperti sleep study.
Bagaimana kita bisa mengenali pasangan kita berhenti napas saat tidur?
Biasanya, tanda paling mudah dikenali adalah saat ngoroknya tiba-tiba berhenti --hening selama beberapa detik-- lalu disusul dengan suara seperti tercekik, mendengus keras, atau menarik napas panjang secara mendadak. Ini bisa terjadi berulang kali sepanjang malam. Pasangan yang tidur di sebelah sering kali menjadi saksi pertama dari pola ini. Jika Anda mendengar jeda napas yang berlangsung lebih dari 10 detik secara berulang, apalagi diikuti gelisah, keringat dingin, atau mengorok keras kembali setelah hening, itu tanda kuat bahwa orang tersebut mungkin mengalami sleep apnea dan sebaiknya diperiksa lebih lanjut.
Kenapa ini penting?
Karena OSA tidak hanya membuat tidur tidak nyenyak, tapi juga menyebabkan penurunan oksigen dalam darah secara berulang. Ini memberi beban besar pada jantung, bisa memicu gangguan irama jantung, memperburuk hipertensi, hingga meningkatkan risiko serangan jantung mendadak saat tidur. Saya beberapa kali menangani pasien jantung yang awalnya datang hanya dengan keluhan gampang lelah dan tekanan darah tinggi yang sulit dikontrol. Setelah ditelusuri, ternyata penyebab utamanya adalah OSA yang tidak pernah terdeteksi.
Jadi, kalau Anda sering ngorok keras, merasa capek meski sudah tidur 8 jam, atau pasangan Anda bilang Anda "berhenti napas" saat tidur, jangan abaikan. Gunakan skor STOP-BANG sebagai panduan awal. Karena semakin cepat OSA dikenali, semakin cepat pula penanganan yang bisa dilakukan --baik dengan perubahan gaya hidup, penggunaan alat bantu napas seperti CPAP, atau tindakan medis lainnya.
Dan satu hal lagi: jangan anggap ngorok itu cuma soal suara. Kadang suara itu adalah peringatan dari tubuh bahwa ada bahaya yang sedang mengintai diam-diam. Yuk, mulai lebih peduli dengan kualitas tidur kita. Karena tidur yang sehat, adalah pondasi jantung yang kuat. Bagikan tulisan ini pada orang terdekat Anda --terutama yang hobi ngorok-- siapa tahu Anda sedang menyelamatkan nyawa mereka.
(dr. Erta Priadi Wirawijaya Sp.JP, Kardiolog)